Jumat, 20 Maret 2015

Teknik-Teknik Dalam Sepak Takraw

Teknik-Teknik Dalam Sepak Takraw
Upaya untuk dapat bermain sepak takraw yang baik haruslah mengenal dan mampu menguasai ketrampilan yang baik tentang dasar bermain sepak takraw. Untuk itu atlet harus menguasai teknik-teknik dasar dalam permainan sepak takraw.
Teknik dasar bermain sepak takraw menurut Ratinus Darwis :
1. Sepak Sila
Sepak sila adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki bagian dalam gunanya untuk menerima dan menimang bola, mengumpan dan menyelamatkan serangan lawan.
2. Sepak Kuda (Sepak Kura)
Sepak kuda atau sepak kura adalah sepakan dengan menggunakan kura kaki atau dengan punggung kaki. Digunakan untuk menyelamatkan bola dari serangan lawan, memainkan bola dengan usaha menyelamatkan bola dan mengambil bola yang rendah.
3. Sepak Cungkil
Sepak cungkil adalah menyepak bola dengan menggunakan kaki (jari kaki). Digunakan untuk mengambil bola yang jauh, rendah dan bola-bola yang liar pantulan dari bloking.
4. Menapak
Menapak adalah menyepak bola dengan menggunakan telapak kaki. Digunakan untuk : smash ke pihak lawan, menahan atau membloking smash dari pihak lawan dan menyelamatkan bola dekat net (jaring).
5. Sepak Simpuh atau Sepak Badek
Sepak badek adalah menyepak bola dengan kaki bagian luar atau samping luar. Digunakan untuk menyelamatkan bola dari pihak lawan dan mengontrol bola dalam usaha penyelamatan.
6. Main Kepala (heading)
Main Kepala (heading) adalah memainkan bola dengan kepala. Digunakan untuk menerima bola pertama dari pihak lawan, meyelamatkan bola dari serangan lawan.

7. Mendada
Mendada adalah memainkan bola dengan dada, digunakan untuk mengontrol bola untuk dapat dimainkan selanjutnya.
8. Memaha
Memaha adalah memainkan bola dengan paha dalam usaha mengontrol bola, digunakan untuk menahan, menerima dan menyelamatkan bola dari serangan lawan.
9. Membahu
Membahu adalah memainkan bola dengan bahu dalam usaha mempertahankan dari serangan pihak lawan yang mendadak, dimana pihak pertahanan dalam keadaan terdesak dan dalam posisi yang kurang baik.


Teknik Khusus Sepak takraw
Teknik khusus dalam permainan sepak takraw adalah cara bermain sepak takraw, bagaiman permainan itu dimulai, apa yang harus dilakukan. Setelah bola dikuasai tindakan apa yang harus dilakukan untuk membuat serangan sehingga serangan itu mendapatkan hasil atau nilai bagi regunya. Adapun teknik khusus dalam permainan sepak takraw adalah :
1. Sepak Mula (Servis)
Sepak Mula (Servis) adalah sepakan yang dilakukan oleh tekong kearah lapangan lawan sebagai cara memulai permainan. suatu gerak kerja yang penting dalam permainan sepak takraw, karena point dapat dibuat oleh regu yang melakukan servis. Tujuan suatu servis hendaklah dipusatkan kepada pengacuan permainan atau pertahanan lawan sehingga kita dapat mengatur serangan yang mematikan dan sulit menerima bola oleh lawan.


2. Smash
Smash adalah pukulsn ysng utsms dslsm pnyerangan untuk mencapai usaha dalam kemenangan. Tuannya adalah mendapatkan point dari pihak lawan dan mematikan permainan lawan




3. Block ( Menahan )
Block atau menahan adalah salah satu dari beberapa cara gerak kerja bertahan untuk menghalangi serangan dari lawan yang melakukan smsh. Tujuannya adalah menggagalkan serangan dari lawan untuk mendapatkan angka

Teknik Dasar Lompat Tinggi Gaya Straddle

  • 1. Teknik Dasar Lompat Tinggi Gaya Straddle Kelangsungan gekan lompat gaya straddle dapat dibagi ata awalan, tumpuan , melewati mistar dan mendarat. a. Awalan Awalan lompatan tinggi gaya straddle dilakukan dalam garis lurus yang menyerong dari permukaan depan matras pendaratan. Sudut yang disarankan adalah sekitar 200 - 300 dari garis lurus matras, tetapi dapat juga awalan tersebut berbentuk lengkungan dengan sudut 450 – 55 0 terhadap letak mistar. Kecepatan dalam melakukan awalan diperlukam untuk member momentum terhadap badan untuk melewati mistar. Oleh sebab itu awaln dilakukan dengan kecepatan yang cukup tinggi. Panjang awalan sebanyak delapan langkah yang terdiri dari empat langkah terakhir lebih dari pada empat langkah yang pertama. Agar selalu bertumpu pada titik tumpu yang tepat dianjurkan menggunakan tanda-tanda. Kalau tumpuan dilakukan dengan kaki kiri, maka awalan dimulai dari sebelah kiri bak lompat. b. Tolakan Tolakan pada saat melakukan tumpuan dilakukan dengan kuat agar menghasilkan gerakan naik yang maksimal. Untuk mencapai ini, langkah terakhir agar lebih lebar dengan sikap badan agak menengadah disertai gerakan ayunan ke atas untuk membantu mengangkat titik berat badan lebih tinggi. Sikap badan yang agak menengadah menyebabkan sudut tumpuan yang besar. Sehingga akan mempermudah gerakan mengayun kaki yang juga membantu gerakan ke atas. Gerakan kaki ayuna dalam keadaan luru tetapi tidak kaku. Setelah kaki kanan ayunkan ke atas dan badan terangkat dengan kaki tumpu lepas dari tanah, kaki ayun tersebut tidak lurus lagi. Ayunan kaki lebih tinggi dari pada kepala dan melewati mistar lebih dalu dari badan yang lain dan di usahakan agar lengan kiri tidak sampai ,menyentuh mistar. c. Bentuk badan saat melewati mistar Setelah mencapai titik tonggi maksimum, badan diputar ke kiri penuh dengan kepala mendahului lewat mistar. Perut dan dada menghadap ke bawah, kaki tumpuan yang semula bergantung, ditarik dalam sikap kangkang pada saat ini kaki kanan sudah turun dan tngan sudah bersiap-siap membantu mendarat. d. Mendarat Setelah melewati mistar, pelompat dapat langsung jatuh bertumpu pada punggung yang tidak membahayakan. Tetapi kalau tempat pendaratan terbuat dari bak pasir pendaratan dilakukan dengan kaki kanan( kaki ayun ) dan di bantu oleh kedua tangan. Kalau badan akan di jatuhkan, yang jatuh terlebih dahulu adalah pundak bagaian kanan dan kemudian terus berguling.
  • 2. Lompat tinggi termasuk salah satu nomor dalam cabang olahraga atletik.Lompat tinggi itu sendiri adalah salah satu keterampilan untuk melewati mistar yang berada di kedua tiangnya.Tujuan dari lompat tinggi adalah mendapatkan lompatan yang setinggi mungkin.Ketinggian lompatan yang di capai oleh seorang pelompat terhantung dari kemampuan dan persiapan bertanding dari masing – masing atlit. Hingga saat ini,ada dua gaya yang di kenal dalam lompat tinggi,yakni gaya guling perut ( straddle ) dan gaya flop.Gaya Stradle adalah gaya dimana ketika badan melewati mistar dengan cepat diputar dan dibalikkan,sehingga sikap badan di atas mistar telungkup. a. Sarana dan Prasarana 1. Awalan a) Daerah awalan panjangnya tidak terbatas minimum 15 m b) Daerah tumpuan harus datar dan tingkat kemiringanya 1 : 100 2. Tiang Lompat Tiang lompat harus kuat dan kukuh,dapat terbuat dari apa saja asal kuat dan kukuh.jarak kedua tiang tersebut adalah 3,98 – 4,02 m. 3. Bilah Lompat Terbuat dari kayu,metal atau bahan lain yang sesuai dengan : a) Panjang mistar lompat 3,98 – 4,02 m dan berat maksimal mistar adalah 2,00 kg b) Garis tengah mistar antara 2,50 – 3,00 m, dengan penampang mistar terbentuk bulat dan permukaannya harus datar dengan ukuran 3cm x 15 cm x 20 cm c) Lebar penopang bilah 4 cm dan panjang 6 cm 4. Tempat Pendaratan Tempat pendaratan tidak boleh kurang dari 3 x 5 m yang terbuat dari busa dengan ketinggian 60 cm dan di atasnya ditutupi oleh matras yang tebalnya 10 – 20 cm.
  • 3. b. Macam – macam Gaya Lompat tinggi 1. Gaya Gunting ( scissors/scott) 2. Gaya Guling sisi ( western Roll ) 3. Gaya Guling Perut ( straddle ) 4. Gaya Memutar ( Flop ) c. Teknik Dasar lompat Tinggi Gaya Straddle 1. Awalan Awalan harus dilakukan dengan cepat dan menikung dengan langka sekitar 3,5,7,9 langkah. Tujuan dari awalan ini adalah sebagai berikut : a) Mempersiapkan diri untuk melakukan tolakan melalui irama awalan b) Mempersiapkan diri untuk memperoleh sudut lepas landas. c) Menciptakan arah gerak horizontal diubah ke dalam kecepatan vertical. 2. Tolakan Tolakan menggunakan salah satu kaki yang terkuat,apabila tolakannya menggunakan kaki kanan maka awalan dilakukan di sebelah sisi kiri mistar. Tujuan dari melakukan tolakan adalah sebagai berikut : a) Mengembangkan kecepatan menolak pada sudut lintasan berat badan yang optimal. b) Memperoleh saat – saat untuk memutar yang di perlukan pada tahap melewati mistar c) Mengubah arah gerak horizontal menjadi arah vertical. 3. Sikap Badan di atas Mistar Sebaiknya sikap badan pada saat di atas mistar telentang dengan kedua kaki tergantung lemas.Usahakan dagu agak ditarik ke dekap dada,serta punggung berada di atas mistar yang merupakan busur yang melenting. Tujuannya adalah sebagai berikut a) Membawa bagian tubuh melewati mistar dengan nyaman b) Membawa titik berat badan sedikit mungkin dengan mistar tanpa menyentuh atau menjatuhkan c) Menciptakan agar pendaratan dengan baik dan selamat 4. Mendarat Sikap mendarat adalah sikap jatuh setelah melewati busa,sedangkan cara yang baik dalam melakukan pendaratan adalah sebagai berikut a) Jika pendaratan terbuat dari matras,maka posisi jatuh adalah sisi bahu dan punggung terlebih dahulu b) Jika pendaratan dilakukan di atas pasir,maka yang mendarat lebih dahulu adalah kaki.Ayun kaki kanan kemudian berguling ke depan ,bertumpu pada pundak bahu kanan. d. Peraturan Perlombaan Lompat Tinggi 1) Tolakan menggunakan satu kaki 2) Pelompat boleh melompat sesuai dengan ketinggian yang ia kehendaki 3) Urutan pelompat diatur dengan cara diundi. 4) Juri mistar mengumumkan tinggi mistar yang akan dilewati pertama kali. 5) Peserta tidak boleh menggunakan tempat tolakan atau awalan untuk melakukan latihan e. Sah dan tidaknya hasil lompatan
  • 4. 1) Menumpu dengan dua kaki. 2) Menjatuhkan bilah lompat 3) Dipanggil lebih dari 3 kali atau lebih dari 2 menit tidak hadir. 4) Menyentuh tanah atau daerah pendaratan tanpa melalui mistar lompat. 5) Meninggalkan atau memberi tanda pada daerah lompat

Teknik Dasar Lompat Jauh

Lompat jauh dapat dilakukan dengan beberapa jenis gaya, salah satunya gaya berjalan di udara. Gaya ini disebut juga gaya menendang. Dengan gerakan kaki yang memutar ke depan atau berjalan saat melayang di udara akan memudahkan pelompat dalam mempersiapkan pendaratan.

Dalam melakukan gaya ini, tungkai diayun dengan kuat tinggi ke depan. Pada saat melakukan tolakan, tungkai lurus ke bawah dan dibawa ke belakang badan dengan lutut ditekuk. Gerak tungkai ayun masih terangkat sampai posisi horizontal, sehingga posisi kedua tungkai terlihat seperti sedang berjalan atau berlari. Kemudian, tepat sebelum mendarat, tangan dibawa ke belakang tubuh dan diayunkan ke depan dengan kuat, sementara kaki dipersiapkan untuk mendarat. 
1.  Teknik Dasar Lompat Jauh 
Keseluruhan rangkaian gerak teknik  lompat jauh terbagi dalam  awalan, tolakan, melayang di udara, dan pendaratan. Teknik-teknik dasar ini harus dikuasai dengan baik untuk mendapatkan koordinasi gerak yang baik sehingga menghasilkan jarak lompatan yang jauh.
a.   Awalan
Awalan lari dilakukan dengan meningkatkan kecepatan lari, tetapi masih terkendali untuk melakukan tolakan. Pada saat mendekati papan tolakan, yaitu sekitar 3–5 langkah terakhir dipersiapkan untuk mengalihkan kecepatan gerak horizontal (lari awalan) kepada kecepatan vertikal (tolakan) dengan langkah yang terakhir pendek. 
b.  Tolakan
Tolakan dilakukan sebagai tahap pengalihan telapak kaki tolak untuk lepas landas. Tujuannya, yaitu menghasilkan gerak mengangkat tubuh ke atas untuk gerak melayang di udara. Saat akan melakukan tolakan, kaki tolak sedikit dibengkokkan, menapakkan kaki, dan meluruskan tungkai untuk lepas landas. Gerakan tolakan memerlukan kecepatan, kekuatan, dan koordinasi gerakan yang memadai sehingga gerakannya lebih efektif.
c.   Melayang di Udara
Gerakan kaki yang berjalan selama melayang di udara akan memudahkan Anda untuk mempersiapkan pendaratan yang baik. Hal-hal yang harus diperhatikan saat melakukan gerak melayang di udara adalah sebagai berikut.
  1. Memelihara keseimbangan badan saat melayang.
  2. Mengusahakan tahanan udara sekecil mungkin.
  3. Mengusahakan melayang di udara selama mungkin.
  4. Mempersiapkan kaki untuk pendaratan.

Teknik Dasar Lompat Jauh
Gambar: Lompat jauh gaya melayang di udara
d.  Pendaratan
Pendaratan dilakukan dengan persiapan menundukkan kepala, mengayun lengan, dan membawa pinggang ke depan. Dengan demikian, pada saat pendaratan, anggota badan yang lain tidak menyentuh pasir lebih belakang daripada kaki. Apabila harus menyentuh pasir, perkenaan dengan pasir harus lebih depan dari kaki. 
Untuk meningkatkan kemampuan penguasaan teknik  lompat jauh, Anda harus memerhatikan faktor-faktor yang menentukan hasil lompatan seseorang, di antaranya sebagai berikut.
  1. Penentuan jarak awalan yang tepat
  2. Penentuan irama lari awalan
  3. Kemampuan menolak dan lepas landas
  4. Kemampuan gerak melayang
  5. Kemampuan gerak pendaratan

2.  Peraturan Dasar Lompat Jauh
Berikut ini beberapa peraturan dasar dalam lompat jauh.
a.  Lintasan Lari Awalan
Panjang lintasan lari awalan minimal 40 m, sementara lebarnya minimal 1,22 m dan maksimal 1,25 m. Lintasan dibatasi dengan garis putih selebar 5 cm di sebelah kanan dan kirinya.
b.  Papan Tolak
Papan tolak berbentuk segi empat, terbuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dan di cat putih. Papan tolakan ditanam tidak kurang dari 1 meter dari tepi dekat tempat pendaratan. Jarak papan tolak dengan sisi terjauh dari tempat pendaratan minimal 10 m. 
Ukurannya adalah sebagai berikut.
Panjang =1,21–1,22 m
Lebar =1,98–2,02 dm
Tebal   =1,00 dm
Teknik Dasar Lompat Jauh
Gambar: Lintasan lari awalan lompat jauh
Papan tolak harus ditanam di tanah, bagian atasnya rata dengan tanah lintasan lari dan tempat pendaratan. Di belakang garis tolakan dipasang papan plastisin atau bahan lain yang sesuai, yang berfungsi sebagai pencatat injakan kaki pelompat yang salah dan membekas di papan tersebut.
c.  Bak Pendaratan
Lebar bak pendaratan minimal 2,75 m. Bak pendaratan harus diisi dengan pasir yang lembut dan basah. Permukaan atasnya harus datar dan rata dengan permukaan papan tolak.
3.  Peraturan Perlombaan Lompat Jauh
Dalam perlombaan  lompat jauh, terdapat beberapa aturan khusus sebagai berikut.
a. Jika jumlah peserta lebih dari 8 peserta, tiap peserta diberi tiga kali kesempatan melompat dan kemudian diambil 8 pelompat dengan hasil lompatan terbaik. Jika hasil lompatan yang sama pada urutan yang kedelapan, maka diberikan tiga kali kesempatan lompatan kepada masing-masing pelompat. Jika jumlah peserta 8 orang atau kurang, setiap peserta diberikan 6 kali kesempatan lompatan.
b. Seorang pelompat dinyatakan gagal apabila melakukan hal-hal berikut.
  • Menyentuh tanah di belakang garis batas tumpuan dengan bagian tubuh manapun, baik sewaktu membuat ancang-ancang lompat maupun sewaktu lari kencang tanpa membuat tolakan.
  • Menolak dari luar ujung balok tumpuan, baik sebelum maupun sesudah garis perpanjangan garis tumpuan.
  • Pada waktu mendarat, pelompat menyentuh tanah di luar zona pendaratan atau bak lompat sebelum melakukan pendaratan yang benar pada bak pendaratan.
  • Sesudah melompat dengan sempurna, pelompat berjalan balik melalui bak lompat.
  • Mendarat dengan melakukan suatu gerakan salto.

c.  Semua lompatan harus diukur dari tempat bekas pendaratan di bak lompat ke balok tumpuan. Cara pengukuran harus tegak lurus dengan garis tumpuan atau perpanjangannya. Pengukuran dilakukan dari sisi bekas pendaratan yang terdekat dengan balok tumpuan lalu ditarik lurus ke sisi balok tumpuan yang dekat dengan bak lompat

Teknik Olah Raga Lari Estafet | Sejarah | Peraturan |

Teknik Olah Raga Lari Estafet | Sejarah | Peraturan |

1. Pengertian Lari Estafet

    Teknik Olah Raga Lari Estafet | Sejarah | Peraturan | Lari sambung atau lari estafet adalah salah satu lomba lari pada perlombaan atletik yang dilaksanakan secara bergantian atau beranting. Lari ini dilakukan bersambung dan bergantian membawa tongkat dari garis start sampai ke garis finish. Dalam satu regu lari sambung terdapat empat orang pelari. Pada nomor lari sambung ada kekhususan yang tidak akan dijumpai pada nomor pelari lain, yaitu memindahkan tongkat sambil berlari cepat dari pelari sebelumnya ke pelari berikutnya.
Start yang digunakan dalam lari bersambung adalah untuk pelari pertama menggunakan start jongkok. Sedangkan untuk pelari kedua, ketiga, dan pelari yang keempat menggunakan start melayang. Jarak lari bersambung yang sering diperlombakan dalam atletik baik untuk putra maupun putri adalah 4 x 100 meter atau 4 x 400 meter. Dalam melakukan lari sambung bukan teknik saja yang diperlukan tetapi pemberian dan penerimaan tongkat di zona atau daerah pergantian serta penyesuaian jarak dan kecepatan dari setiap pelari.

2. Sejarah Lari Estafet


    Lari sambung dimulai dari bangsa Aztek, Inka, dan Maya bertujuan untuk meneruskan berita yang telah diketahui sejak lama. Di Yunani, estafet obor diselenggarakan dalam hubungannya dengan pemujaan leluhur dan untuk meneruskan api keramat ke jajahan-jajahan baru. Tradisi api olimpiade berasal dari tradisi Yunani tersebut.
Lari estafet 4 x 100 meter dan 4 x 400 meter bagi pria dalam bentuk sekarang ini, pertama-tama diselenggarakan pada olimpiade tahun 1992 di Stockholm. Estafet 4 x 100 meter bagi wanita sejak tahun 1928 menjadi nomor olimpiade dan 4 x 400 meter dilombakan sejak tahun 1972.


3. Peraturan Lari Estafet


    Masing-masing pelari mempunyai peran penting dalam olahraga lari estafet. Oleh karena itu, kekompakan dan irama lari juga harus selalu dijaga. Dalam jarak tempuh 4 x 100 meter, pelari tidak diperbolehkan untuk menjatuhkan tongkat estafet. Jadi harus benar-benar dilatih cara mengoper tongkat. Karena bila terjatuh, peserta lari akan langsung didiskualifikasi. Berbeda halnya dengan olahraga lari estafet dengan jarak tempuh 4 x 400 meter. Karena jarak tempuh yang lebih jauh, maka peraturannya pun lebih ringan. Peserta lari boleh menjatuhkan dan mengambil kembali tongkat estafet yang terjatuh. Tetapi resikonya adalah kalah. Karena ketika peserta lari mengambil tongkat, maka dipastikan peserta tersebut akan jauh tertinggal dari peserta-peserta lain.

4. Tongkat Estafet


    Tongkat estafet adalah benda yang diberikan secara bergilir dari satu peserta ke peserta lari lainnya dalam satu regu. Karena itu, tongkat ini pun tidak sembarang tongkat. Ukurannya dibuat sesuai dan pas dengan panjang genggaman pelari pada umumnya.
Ukuran tongkat yang digunakan pada lari estafet adalah:
• Panjang tongkat : 29 – 30 cm
• Diameter tongkat : 3,81 cm (dewasa) dan 2,54 cm (anak-anak)
• Berat tongkat : 50 gr
Cara memegang tongkat estafet harus dilakukan dengan benar. Memegang tongkat dapat dilakukan dengan dipegang oleh tangan kiri atau kanan. Setengah bagian dari tongkat dipegang oleh pemberi tongkat. Dan ujungnya lagi akan dipegang oleh penerima tongkat estafet berikutnya. Dan bagi pelari pertama, tongkat estafet harus dipegang dibelakang garis start dan tidak menyentuh garis start.

5. Teknik Pergantian Tongkat Estafet

    Perlombaan lari estafet mengenal dua cara pergantian tongkat, yaitu:
a. Teknik penerimaan tongkat dengan cara melihat (visual)
Pelari yang menerima tongkat melakukannya dengan berlari sambil menolehkan kepala untuk melihat tongkat yang diberikan oleh pelari sebelumnya. Penerimaan tongkat dengan cara melihat biasanya dilakukan pada nomor 4 x 400 meter.
b. Teknik penerimaan tongkat dengan cara tidak melihat (non visual)
Pelari yang menerima tongkat melakukannya dengan berlari tanpa melihat tongkat yang akan diterimanya. Cara penerimaan tongkat tanpa melihat biasanya digunakan dalam lari estafet 4 x 100 meter.
Dilihat dari cara menerima tongkat, keterampilan gerak penerima tongkat tanpa melihat lebih sulit dari pada dengan cara melihat. Dalam pelaksanaannya, antara penerima dan pemberi perlu melakukan latihan yang lebih lama melalui pendekatan yang tepat.

6. Teknik Pemberian dan Penerimaan Tongkat Estafet


    Prinsip lari sambung adalah berusaha membawa tongkat secepat-cepatnya yang dilakukan dengan memberi dan menerima tongkat dari satu pelari kepada pelari lainnya, agar dapat melakukan teknik tersebut, pelari harus menguasai keterampilan gerak lari dan keterampilan memberi serta menerima tongkat yang dibawanya.
Dalam beberapa perlombaan lari sambung, seringkali suatu regu dikalahkan oleh regu lainnya hanya karena kurang menguasai keterampilan gerak menerima dan memberikan tongkat dari satu pelari kepada pelari yang lainnya. Bahkan, seringkali suatu regu didiskualifikasi hanya karena kurang tepatnya penerimaan dan pemberian tongkat.
Perlombaan lari estafet mengenal dua cara pemberian dan penerimaan tongkat, yaitu:
a. Teknik pemberian dan penerimaan tongkat estafet dari bawah
Teknik ini dilakukan dengan cara pelari membawa tongkat dengan tangan kiri. Sambil berlari atlet akan memberikan tongkat tersebut dengan tangan kiri. Saat akan memberi tongkat, ayunkan tongkat dari belakang ke depan melalui bawah. Sementara itu, tangan penerima telah siap dibelakang dengan telapak tangan menghadap ke bawah. Ibu jari terbuka lebar, sementara jari-jari tangan lainnya dirapatkan.
b. Teknik pemberian dan penerimaan tongkat estafet dari atas
Teknik ini dilakukan dengan cara mengayunkan tangan dari belakang ke depan, kemudian dengan segera meletakan tongkat dari atas pada telapak tangan penerima. Pelari yang akan menerima tongkat mengayunkan tangan dari depan ke belakang dengan telapak tangan menghadap ke atas. Ibu jari di buka lebar dan jari-jari tangan lainnya rapat.
Ada sebuah cara yang dilakukan dalam olahraga lari estafet agar tongkat estafet tidak jatuh saat diberikan pada peserta lain. Yaitu pelari yang memegang tongkat estafet meegang tongkat estafet dengan tangan kiri dan memberikannya juga dengan tangan kiri. Sedangkan si penerima tongkat bersiap menerima tongkat dengan tangan kanan.

7. Hal-hal yang Harus Diperhatikan dalam Lari Estafet


    Adapun hal-hal yang harus diperhatikan dalam olahraga lari estafet, sebagai berikut:
a. Pemberian tongkat sebaiknya secara bersilang, yaitu pelari 1 dan 3 memegang tongkat pada tangan kanan, sedangkan pelari 2 dan 4 menerima atau memegang tongkat dengan tangan kiri atau sebaliknya.
b. Penempatan pelari hendaknya disesuaikan dengan keistimewaan dari masing-masing pelari. Misalnya, pelari 1 dan 3 dipilih yang benar-benar baik dalam tikungan. Pelari 2 dan 4 merupakan pelari yang mempunyai daya tahan yang baik. 
c. Jarak penantian pelari 2, 3, dan 4 harus benar-benar diukur dengan tepat.
d. Setelah memberikan tongkat estafet jangan segera keluar dari lintasan masing-masing.

8. Peraturan Perlombaan


    Adapun peraturan perlombaan dalam olahraga lari estafet, sebagai berikut:
a. Panjang daerah pergantian tongkat estafet adalah 20 meter dan bagi pelari estafet 4 x 100 meter ditambah 10 meter prazona. Prazona adalah suatu daerah di mana pelari yang akan berangkat dapat mempercepat larinya, tetapi di sini tidak terjadi pergantian tongkat.
b. Setiap pelari harus tetap tinggal di jalur lintasan masing-masing meskipun sudah memberikan tongkatnya kepada pelari berikutnya. Apabila tongkat terjatuh, pelari yang menjatuhkannya harus mengambilnya.
c. Dalam lari estafet, pelari pertama berlari pada lintasannya masing-masing sampai tikungan pertama, kemudian boleh masuk ke lintasan dalam, pelari ketiga dan pelari keempat menunggu di daerah pergantian secara berurutan sesuai kedatangan pelari seregunya.

Latihan Teknik Dasar Lempar Cakram

Latihan Teknik Dasar Lempar Cakram

a. Cara memegang cakram



Cara memegang cakram bergantung dari lebarnya tangan dan panjangnya jari seseorang. Macam-macam cara memegang cakram banyak digunakan antara lain sebagai berikut:


Cara memegang cakram
  1. Bagi yang tangannya cukup lebar, cara memegang cakram adalah dengan meletakkan tepi cakram pada lekuk lekuk pertama dari jari-jarinya.
  2. Cara memegang cakram bagi orang yang memiliki tangan lebar adalah jari telunjuk dan jari tengah berhimpit, jari lainnya agak renggang.
  3. Bagi orang yang jari-jarinya pendek cara memegang cakram adalah posisi jari sama dengan yang pertama. Hanya letak tepi cakram agak lebih ke ujung jari-jari.

b. Latihan awal lempar cakram

awaln lempar cakram dalam bentuk gerakan berputar. Banyaknya perputaran dibedakan menjadi 1 ¼, 1 ½ , dan 1 ¾ . Awalan harus dilakukan dengan sebaik-baiknya, sehingga dapat menghasilkan lemparan yang maksimal.

awal lempar cakram


Cara melakukan awalan lempar cakram adalah sebagai berikut:

  1. Ambil posisi berdiri menyamping kea rah lemparan, kaki dibuka selebar bahu, sedikit ditekuk, dan rileks. Berat badan terbagi pada kedua kaki
  2. Pusatkan perhatian dan persiapan untuk melakukan awalan agar mantap, kemudian cakram diayunkan ke samping kanan belakang lalu ke kiri. Gerakan ini diayun-ayunkan sebanyak 2 – 3 kali yang dilanjutkan dengan awalan berputar.

c. Teknik dasar latihan ayunan lengan saat melempar

Dengan tanpa berhenti sedikitpun dri posisi siap lempar dilanjutkan dengan gerakan melempar cakram. Cara melakukannnya adalah sebagai berikut:

  1. Kaki kanan ditolakkan untuk mengangkat panggul dari posisi rendah di atas kaki di dorong ke depan atas. 
  2. Berat badan dipindahkan dari kaki kanan ke kaki kiri. Setelah badan menghadap kea rah lemparan. Bersiaplah melempar cakram ke  arah depan atas.
  3. Lemparkan cakram dengan sudut lemparan kira-kira 30 derajat. Cakram berputar berlawanan arah dengan putaran jarum jam. Putaran cakram terjadi karena tekanan dari jari telunjuk. Cakram terlempar pada saat cakram berada sedikit di depan bahu.
  4. Lepasnya cakram diikuti dengan badan yang condong ke depan. Pandangan mengikuti jalannya cakram.

d. Gerakan akhir setelah melempar cakram

Setelah cakram dilemparkan, kaki kanan segera dipindahkan ke depan dengan sedikit ditekuk agar  badan yang condongnya ke depan tidak terlanjur terdorong ke luar lingkaran. Kaki kri dipindahkan ke belakang dan pandangan mata mengikuti jatuhnya cakram.

HAL-HAL YANG HARUS DIHINDARI DALAM LEMPAR CAKRAM

1. Jatuh ke belakang pada awal putaran
2. Berputar di tempat seperti gasing
3. Membungkukkan ke depan (dibengkokkan pada pinggang)
4. Melompat tinggi di udara
5. Kaki terlalu tegang
6. Penempatan kaki yang tidak sesuai denga sidut llemparan
7. Membawa berat badan pada kaki ke depan dan membiarkan jatuh
8. Membukkan badan ke depan atau terlalu ke kiri, saat melempar cakram

HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM LEMPAR CAKRAM

1. Berputar dengan baik
2. Dorong cakram melewati lingkaran
3. Dapatkan putaran yang besar antara badan bagian atas dan bawah
4. Capai jarak yang cukup pada saat melintasi lingkaran
5. Mendaratlah pada jari-jari kaki kanan dan putar secara aktif di atas jari-jari tersebut
6. Mendaratlah dengan kaki kanan dar titik pusat lingkaran dan kaki kiri sedikit ke kiri dari garis lemparan.

Teknik Dasar Lempar Lembing

Teknik Dasar Lempar Lembing



Teknik Dasar Lempar Lembing
Pada awalnya olahraga bercirikan gerakan manusia dan memiliki tujuan yang sangat jelas. Gerak manusia dalam olahraga dapat bercirikan keterampilan, pengerahan tenaga atau kemampuan secara optimal. Lempar lembing bercirikan kemampuan dan pengerahan tenaga yang optimal, karena seorang pelempar lembing harus mempunyai kekuatan dan kecepatan juga irama yang baik dari bagian-bagian gerakan tungkai, tubuh dan lengan. Untuk dapat menguasai gerakan-gerakan lempar lembing yang baik dan benar agar lemparannya yang optimal jauh, maka harus ditekuni malalui kegiatan belajar atau latihan secara terarah, terprogram dan ber- kesinambungan.
Jose Manuel Ballesteros mengatakan dasar lempar lembing: (a) lari awalan, (b) tahap transisi, (c) tahap akhir, (d) lemparan. Beberapa tahap dasar maka harus ada ciri yang dipunyai oleh seorang pelempar lembing adalah: (a) power, (b) koordinasi, (c) kecepatan. Pada lempar lembing tidak ditentukan oleh tinggi, dan berat badan atlet, terkecuali dari power dan kekuatan khusus lempar atlet. Berat lembing resmi untuk lomba membutuhkan kecepatan khusus dan kekuatan lempar pada otot-otot extensor kaki dan lengan yang utamanya pada otot-otot torso. Hal ini perlu lembing diselarasikan dengan kecepatan yang tinggi. Kecepatan awalan yang relatif tinggi dan ditambah akselerasi dalam irama langkah membutuhkan kecepatan gerak serta koordinasi yang luar biasa dalam perubahan dari gerakan kaki kegerakan lari langkah menyilang. 
A. Cara Pegang Lembing
Cara memegang lembing yang terdiri dari tiga macam cara, seperti yang terdapatkan pada gambar di bawah ini:
                 1.    Cara Amerika   2. Cara Firlandia  3. Cara pegang Swedia
Di lihat dari gambar (1) Cara Amerika jari telunjuk dan ibu jari memegang dibelakang tali lilitan ikatan lembing, sedangkan jari jari yang lain turut melingkar diatas lilitan bidang lembing. (2) Cara Firlandia pegangan lembing pada bagian belakang lilitan dengan jari tengah dan ibu jari, sedangkan telunjuk berada sepanjang batang lembing dan agak serong kearah yang biasanya, dan jari-jari lain juga telapak tangan melingkar diatas lilitan batang lembing.  (3) Cara pegang Swedia dilakukan dengan cara cengkraman lembing dipegang antara jari telunjuk dan jari tengah, juga jari-jari lain dan telapak tangan ikut melingkar di atas lilitan batang lembing.
Di dalam penekanan pegangan lembing di fokuskan pada: a). pegangan harus kuat terhadap lilitan belakang tali ikatan lembing. b). pegangan harus dibuat sedemikian sehingga lembing terletak memanjang dalam telapak tangan. c). Jari-jari yang tidak memegang lilitan belakan lembing harus menekan firm melingkari tali ikatan lembing. d). Tangan pelempar harus tegang keras selama gerakan melepas lembing. 

2.4.1      B. Lari awalan
Teknik membawa lembing, semua pelempar membawa lembing diatas bahu samping telinga dan kepala akan menuju ke arah lari lemparan lembing. Posisi ini telapak tangan pelempar menghadap kelangit. Cara membawa lembing demikian membuat otot-otot dan pergelangan tangan, siku dan bahu dalam keadaan rilek dan mempermudah gerakan lari tanpa hambatan. Terlihat pada gambar di bawah ini.
Seorang atlet berlari sambil membawa lembing di atas bahu dengan lengan ditekuk, siku menghadap ke depan dan telapak tangan menghadap keatas. Posisi lembing berada sejajar di atas garis parallel dengan tanah, lari awalan sepanjang yang sudah ditentukan dengan akselerasi yang cepat dan harus dalam garis lurus. Lari awalan lempar ini terbagi dalam dua bagian utama yaitu lari bagian persiapan berlangsung sejak start lari sampai saat penarikan lembing dan lari bagian akhir sejak penarikan lembing sampai posisi melepaskan lembing. Lari awalan harus menjaga keseimbangan sepanjang jalur awalan, dengan pinggang dipertahankan tetap tinggi dan berat badan ditumpukan kepada telapak kaki. Lengan bebas berlawanan dengan gerakan kaki, lengan yang membawa lembing tetap di atas bahu dan disamping telinga dan kepala, ditekuk dan diluruskan dengan lembut pada sendi siku, untuk menjaga keseimbangan lembing. 
C. Langkah Menyilang
Sejak kaki kiri menginjak tanah dekat check mark dan saat kecepatan dipertahankan, kaki kanan malangkah menyilang ke depan kaki kiri. Untuk membantu menggerakkan kaki mendahului badan, memiringkan tubuh dan membawa bahu dan tangan yang memegang lembing sejauh mungkin kebelakang. Tujuan yang paling penting dalam langkah menyilang adalah untuk menciptakan tegangan busur yang optimal. Mengoptimalkan panjang dari langkah penguatan dengan menahan lembing di belakang, suatu transfer pemindahan impuls yang efektif telah diciptakan dalam gerakan pelepasan lembing.
Posisi akhir dari langkah silang kaki kiri melangkah ke luar dengan posisi melempar yang lebar dengan tumit menyentuh permukaan terlebih dahulu. Pinggul berputar kekanan sehingga pinggul kiri diarahkan kelemparan. Kaki yang berada di belakang ditekuk pada lutut. Tubuh dicondongkan ke belakang dan tangan yang melempar diluruskan sepenuhnya. Terlihat pada gambar dibawah ini:
D.  Lemparan
Lepasan lemparan, lutut kanan diputar dengan kuat ke arah lemparan dan memaksa pinggul bergerak ke arah yang sama. Pinggul diikuti oleh dada, didorong ke depan dengan paksa sehingga tubuh menjadi seperti busur.  Tangan yang membawa lembing bertindak sebagai ujung pecut yang ditarik kedepan pada kecepatan tinggi di atas bahu. Tarikan akhir dari lengan bersamaan dengan berakhirnya tarikan tangan kiri. Tubuh digerakkan ke atas kaki kiri yang lurus, dan lembing dilepaskan dari atas kepala pelempar. Terlihat pada gambar dibawah ini:

2.4.1        E. Follow Through
Posisi tubuh setelah lembing lepas, pelempar terus bergerak ke depan dengan membawa kaki kanan ke depan dan menempatkannya di depan kaki kiri. Gerakan akhir tungkai akan menahan gerakan badan ke depan agar keseimbangan badan dapat dipertahankan untuk mencegah atlet melakukan pelanggaran. Terlihat pada gambar dibawah ini:

Teknik Dasar Loncat Indah Lurus dan Berbalik


Ditulis oleh : Admin

Pengertian Loncat indah adalah olahraga yang memperlihatkan keterampilan dan seni bergerak. Inti gerakan pada loncat indah terletak pada saat peloncat melakukan gerak sebelum masuk ke dalam air.  Olahraga ini dilakukan dengan loncatan pada papan tolak, kemudian melakukan gerakan di udara dan akhirnya terjun masuk ke dalam air.  Dalam perlombaan loncat indah, keindahan dan ketepatan gerakan menjadi acuan penilaian.

Loncat indah dapat dilakukan dengan beberapa gaya loncatan, di antaranya loncatan lurus dan loncatan berbalik.
1.  Loncatan Lurus (Straight Dive)
Loncatan lurus dapat dilakukan dengan cara berikut.
  • Berdiri dengan tubuh menghadap air. 
  • Gerakan dimulai dengan mengayun lengan ke belakang, lalu menolakkan kaki ke atas dan meloncat ke depan
  • Pada saat loncatan, tubuh peloncat tidak boleh tertekuk di bagian lutut atau pun paha.
  • Lengan harus lurus dan ujung-ujung jari menunjuk setajam mungkin.

Loncat Indah
Gambar: Loncatan Lurus
2.  Loncatan berbalik (Reverse Dive)
Loncatan berbalik dapat dilakukan dengan cara berikut.
  • Berdiri dengan tubuh menghadap air. 
  • Gerakan dimulai dengan mengayun lengan ke belakang, lalu menolakkan kaki ke atas dan meloncat ke depan.
  • Saat meloncat ke depan, kaki terangkat sehingga akhirnya peloncat akan masuk ke dalam air dengan punggung membelakangi kolam dan menghadap pada posisi berlawanan dari posisi awal. 

Kesalahan yang mungkin terjadi pada loncatan berbalik ini antara lain start yang menyandar atau tidak merata, lengan yang ditekukkan, juluran tangan yang kurang lurus dan mulus, serta gerakan kepala yang salah selama gerakan.
Loncat Indah
Gambar: Loncatan Berbalik