Teknik
Dasar Lempar Lembing
Pada awalnya olahraga
bercirikan gerakan manusia dan memiliki tujuan yang sangat jelas. Gerak manusia
dalam olahraga dapat bercirikan keterampilan, pengerahan tenaga atau kemampuan
secara optimal. Lempar lembing bercirikan kemampuan dan pengerahan tenaga yang
optimal, karena seorang pelempar lembing harus mempunyai kekuatan dan kecepatan juga irama yang
baik dari bagian-bagian gerakan tungkai, tubuh dan lengan. Untuk dapat
menguasai gerakan-gerakan lempar lembing yang baik dan benar agar lemparannya
yang optimal jauh, maka harus ditekuni malalui kegiatan belajar atau latihan
secara terarah, terprogram dan ber-
kesinambungan.
Jose Manuel Ballesteros
mengatakan dasar lempar lembing: (a) lari awalan, (b) tahap transisi, (c) tahap
akhir, (d) lemparan. Beberapa
tahap dasar maka harus ada ciri yang dipunyai oleh seorang pelempar lembing
adalah: (a) power, (b) koordinasi,
(c) kecepatan. Pada lempar lembing tidak ditentukan oleh tinggi, dan berat
badan atlet, terkecuali
dari power dan kekuatan khusus lempar
atlet. Berat lembing resmi untuk lomba
membutuhkan kecepatan khusus dan kekuatan lempar pada otot-otot extensor kaki dan lengan yang utamanya
pada otot-otot torso. Hal ini perlu
lembing diselarasikan dengan kecepatan yang tinggi. Kecepatan awalan yang
relatif tinggi dan ditambah akselerasi dalam irama langkah membutuhkan
kecepatan gerak serta koordinasi yang luar biasa dalam perubahan dari gerakan
kaki kegerakan lari langkah menyilang.
A. Cara Pegang
Lembing
Cara
memegang lembing yang terdiri dari tiga macam cara, seperti yang terdapatkan
pada gambar di bawah ini:
1.
Cara Amerika 2.
Cara Firlandia 3. Cara pegang Swedia
Di lihat dari gambar (1) Cara Amerika jari telunjuk dan ibu
jari memegang dibelakang tali lilitan ikatan lembing, sedangkan jari jari yang
lain turut melingkar diatas lilitan bidang lembing. (2) Cara Firlandia pegangan lembing pada
bagian belakang lilitan dengan jari tengah dan ibu jari, sedangkan telunjuk
berada sepanjang batang lembing dan agak serong kearah yang biasanya, dan
jari-jari lain juga telapak tangan melingkar diatas lilitan batang lembing. (3)
Cara pegang Swedia
dilakukan
dengan cara cengkraman lembing dipegang antara jari telunjuk dan jari tengah,
juga jari-jari lain dan telapak tangan ikut melingkar di atas lilitan batang lembing.
Di
dalam penekanan pegangan lembing di fokuskan
pada: a). pegangan harus kuat terhadap lilitan belakang tali ikatan lembing.
b). pegangan harus dibuat sedemikian sehingga lembing terletak memanjang dalam
telapak tangan. c). Jari-jari yang tidak memegang lilitan belakan lembing harus
menekan firm melingkari tali ikatan
lembing. d). Tangan pelempar harus tegang keras selama gerakan melepas lembing.
2.4.1 B. Lari awalan
Teknik membawa lembing,
semua pelempar membawa lembing diatas bahu samping telinga dan kepala akan
menuju ke arah lari
lemparan lembing. Posisi
ini telapak tangan pelempar menghadap kelangit. Cara membawa lembing demikian
membuat otot-otot dan pergelangan tangan, siku dan bahu dalam keadaan rilek dan
mempermudah gerakan lari tanpa hambatan. Terlihat pada gambar di bawah ini.
Seorang atlet berlari sambil membawa lembing di atas bahu dengan lengan ditekuk, siku
menghadap ke depan dan
telapak tangan menghadap keatas. Posisi lembing berada sejajar di atas garis
parallel dengan tanah, lari awalan sepanjang yang sudah ditentukan dengan
akselerasi yang cepat dan harus dalam garis lurus. Lari awalan lempar ini
terbagi dalam dua bagian utama yaitu lari bagian persiapan berlangsung sejak start lari sampai saat penarikan lembing
dan lari bagian akhir sejak penarikan lembing sampai posisi melepaskan lembing. Lari awalan harus menjaga keseimbangan
sepanjang jalur awalan, dengan pinggang dipertahankan tetap tinggi dan berat
badan ditumpukan kepada telapak kaki. Lengan bebas berlawanan dengan gerakan
kaki, lengan yang membawa lembing tetap di atas
bahu dan disamping telinga dan kepala, ditekuk dan diluruskan dengan lembut
pada sendi siku, untuk menjaga keseimbangan lembing.
C. Langkah
Menyilang
Sejak kaki kiri
menginjak tanah dekat check mark dan
saat kecepatan dipertahankan, kaki kanan malangkah menyilang ke depan kaki kiri. Untuk membantu
menggerakkan kaki mendahului badan, memiringkan tubuh dan membawa bahu dan
tangan yang memegang lembing sejauh mungkin kebelakang. Tujuan yang paling
penting dalam langkah menyilang adalah untuk menciptakan tegangan busur yang
optimal. Mengoptimalkan
panjang dari langkah penguatan dengan menahan lembing di belakang, suatu transfer pemindahan
impuls yang efektif telah diciptakan dalam gerakan pelepasan lembing.
Posisi akhir dari
langkah silang kaki kiri melangkah ke luar
dengan posisi melempar yang lebar dengan tumit menyentuh permukaan terlebih
dahulu. Pinggul berputar kekanan sehingga pinggul kiri diarahkan kelemparan.
Kaki yang berada di belakang
ditekuk pada lutut. Tubuh dicondongkan ke belakang
dan tangan yang melempar diluruskan sepenuhnya. Terlihat pada gambar dibawah ini:
D.
Lemparan
Lepasan
lemparan, lutut
kanan diputar dengan kuat ke arah
lemparan dan memaksa pinggul bergerak ke arah
yang sama. Pinggul diikuti oleh dada, didorong
ke depan dengan paksa sehingga tubuh
menjadi seperti busur. Tangan yang
membawa lembing bertindak sebagai ujung pecut yang ditarik kedepan pada
kecepatan tinggi di atas bahu. Tarikan akhir dari lengan bersamaan dengan berakhirnya
tarikan tangan kiri. Tubuh digerakkan ke atas kaki kiri yang lurus, dan lembing
dilepaskan dari atas
kepala pelempar. Terlihat pada
gambar dibawah ini:
2.4.1 E. Follow Through
Posisi
tubuh setelah lembing lepas, pelempar
terus bergerak ke depan
dengan membawa kaki kanan ke depan dan menempatkannya di depan kaki kiri. Gerakan akhir tungkai akan menahan gerakan badan ke depan agar keseimbangan badan dapat
dipertahankan untuk mencegah atlet
melakukan pelanggaran. Terlihat pada
gambar dibawah ini:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar