Jumat, 20 Maret 2015

Teknik Dasar Lempar Lembing

Teknik Dasar Lempar Lembing



Teknik Dasar Lempar Lembing
Pada awalnya olahraga bercirikan gerakan manusia dan memiliki tujuan yang sangat jelas. Gerak manusia dalam olahraga dapat bercirikan keterampilan, pengerahan tenaga atau kemampuan secara optimal. Lempar lembing bercirikan kemampuan dan pengerahan tenaga yang optimal, karena seorang pelempar lembing harus mempunyai kekuatan dan kecepatan juga irama yang baik dari bagian-bagian gerakan tungkai, tubuh dan lengan. Untuk dapat menguasai gerakan-gerakan lempar lembing yang baik dan benar agar lemparannya yang optimal jauh, maka harus ditekuni malalui kegiatan belajar atau latihan secara terarah, terprogram dan ber- kesinambungan.
Jose Manuel Ballesteros mengatakan dasar lempar lembing: (a) lari awalan, (b) tahap transisi, (c) tahap akhir, (d) lemparan. Beberapa tahap dasar maka harus ada ciri yang dipunyai oleh seorang pelempar lembing adalah: (a) power, (b) koordinasi, (c) kecepatan. Pada lempar lembing tidak ditentukan oleh tinggi, dan berat badan atlet, terkecuali dari power dan kekuatan khusus lempar atlet. Berat lembing resmi untuk lomba membutuhkan kecepatan khusus dan kekuatan lempar pada otot-otot extensor kaki dan lengan yang utamanya pada otot-otot torso. Hal ini perlu lembing diselarasikan dengan kecepatan yang tinggi. Kecepatan awalan yang relatif tinggi dan ditambah akselerasi dalam irama langkah membutuhkan kecepatan gerak serta koordinasi yang luar biasa dalam perubahan dari gerakan kaki kegerakan lari langkah menyilang. 
A. Cara Pegang Lembing
Cara memegang lembing yang terdiri dari tiga macam cara, seperti yang terdapatkan pada gambar di bawah ini:
                 1.    Cara Amerika   2. Cara Firlandia  3. Cara pegang Swedia
Di lihat dari gambar (1) Cara Amerika jari telunjuk dan ibu jari memegang dibelakang tali lilitan ikatan lembing, sedangkan jari jari yang lain turut melingkar diatas lilitan bidang lembing. (2) Cara Firlandia pegangan lembing pada bagian belakang lilitan dengan jari tengah dan ibu jari, sedangkan telunjuk berada sepanjang batang lembing dan agak serong kearah yang biasanya, dan jari-jari lain juga telapak tangan melingkar diatas lilitan batang lembing.  (3) Cara pegang Swedia dilakukan dengan cara cengkraman lembing dipegang antara jari telunjuk dan jari tengah, juga jari-jari lain dan telapak tangan ikut melingkar di atas lilitan batang lembing.
Di dalam penekanan pegangan lembing di fokuskan pada: a). pegangan harus kuat terhadap lilitan belakang tali ikatan lembing. b). pegangan harus dibuat sedemikian sehingga lembing terletak memanjang dalam telapak tangan. c). Jari-jari yang tidak memegang lilitan belakan lembing harus menekan firm melingkari tali ikatan lembing. d). Tangan pelempar harus tegang keras selama gerakan melepas lembing. 

2.4.1      B. Lari awalan
Teknik membawa lembing, semua pelempar membawa lembing diatas bahu samping telinga dan kepala akan menuju ke arah lari lemparan lembing. Posisi ini telapak tangan pelempar menghadap kelangit. Cara membawa lembing demikian membuat otot-otot dan pergelangan tangan, siku dan bahu dalam keadaan rilek dan mempermudah gerakan lari tanpa hambatan. Terlihat pada gambar di bawah ini.
Seorang atlet berlari sambil membawa lembing di atas bahu dengan lengan ditekuk, siku menghadap ke depan dan telapak tangan menghadap keatas. Posisi lembing berada sejajar di atas garis parallel dengan tanah, lari awalan sepanjang yang sudah ditentukan dengan akselerasi yang cepat dan harus dalam garis lurus. Lari awalan lempar ini terbagi dalam dua bagian utama yaitu lari bagian persiapan berlangsung sejak start lari sampai saat penarikan lembing dan lari bagian akhir sejak penarikan lembing sampai posisi melepaskan lembing. Lari awalan harus menjaga keseimbangan sepanjang jalur awalan, dengan pinggang dipertahankan tetap tinggi dan berat badan ditumpukan kepada telapak kaki. Lengan bebas berlawanan dengan gerakan kaki, lengan yang membawa lembing tetap di atas bahu dan disamping telinga dan kepala, ditekuk dan diluruskan dengan lembut pada sendi siku, untuk menjaga keseimbangan lembing. 
C. Langkah Menyilang
Sejak kaki kiri menginjak tanah dekat check mark dan saat kecepatan dipertahankan, kaki kanan malangkah menyilang ke depan kaki kiri. Untuk membantu menggerakkan kaki mendahului badan, memiringkan tubuh dan membawa bahu dan tangan yang memegang lembing sejauh mungkin kebelakang. Tujuan yang paling penting dalam langkah menyilang adalah untuk menciptakan tegangan busur yang optimal. Mengoptimalkan panjang dari langkah penguatan dengan menahan lembing di belakang, suatu transfer pemindahan impuls yang efektif telah diciptakan dalam gerakan pelepasan lembing.
Posisi akhir dari langkah silang kaki kiri melangkah ke luar dengan posisi melempar yang lebar dengan tumit menyentuh permukaan terlebih dahulu. Pinggul berputar kekanan sehingga pinggul kiri diarahkan kelemparan. Kaki yang berada di belakang ditekuk pada lutut. Tubuh dicondongkan ke belakang dan tangan yang melempar diluruskan sepenuhnya. Terlihat pada gambar dibawah ini:
D.  Lemparan
Lepasan lemparan, lutut kanan diputar dengan kuat ke arah lemparan dan memaksa pinggul bergerak ke arah yang sama. Pinggul diikuti oleh dada, didorong ke depan dengan paksa sehingga tubuh menjadi seperti busur.  Tangan yang membawa lembing bertindak sebagai ujung pecut yang ditarik kedepan pada kecepatan tinggi di atas bahu. Tarikan akhir dari lengan bersamaan dengan berakhirnya tarikan tangan kiri. Tubuh digerakkan ke atas kaki kiri yang lurus, dan lembing dilepaskan dari atas kepala pelempar. Terlihat pada gambar dibawah ini:

2.4.1        E. Follow Through
Posisi tubuh setelah lembing lepas, pelempar terus bergerak ke depan dengan membawa kaki kanan ke depan dan menempatkannya di depan kaki kiri. Gerakan akhir tungkai akan menahan gerakan badan ke depan agar keseimbangan badan dapat dipertahankan untuk mencegah atlet melakukan pelanggaran. Terlihat pada gambar dibawah ini:

Tidak ada komentar:

Posting Komentar